Selasa, 06 November 2012

Kisah Nyata : Pemulung di Jakarta yang Berkurban 2 Ekor Kambing



Kisah Nyata : Pemulung di Jakarta yang Berkurban 2 Ekor Kambing

Sebuah kisah yang sangat menggetarkan hati tentang keiklasan dua orang pemulung untuk berkurban, bagi sebagian besar orang hari raya idul adha atau yang biasa di sebut hari raya kurban menjadi kesempatan berharga untuk mendapatkan rizki dari para orang yang mampu berkurban, namun tidak halnya dengan dua orang pemulung yang biasa dipanggil Mak Yati dan Maman suaminya. Dengan keinginannya untuk berkurban dan berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu, Mak Yati mengumpulkan uang untuk berkurban selama 3 tahun, dan membeli dua ekor kambing untuk diserahkan ke Masjid Al-Ijtihaad Tebet Mas untuk dikurbankan.

Hal ini menjadi perbincangan luar di kalangan masyarakat sekitar, seorang pemulung dengan kesungguhan hatinya mau dan mampu berkorban, betapa sebuah inspirasi yang menyejukkan dan sentilan bagi setiap orang untuk ikut merasakan indahnya kebersamaan dengan saling berbagi. Kabar ini terdengar juga oleh Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri yang mengunjungi kediaman Mak Yati dan Maman menghuni gubuk berukuran sekitar 5x3 meter persegi yang berdinding tripleks dan beratap asbes. Rumah tersebut terletak di areal milik Dinas Sosial Pemprov DKI yang diperuntukkan bagi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Tebet setelah berberpa kali pindah rumah karena terkena gusuran.

Wanita asal Gunung Sari, Pasuruan, Jawa Timur itu langsung terbata-bata saat pak menteri menyerahkan bantuan berupa uang dalam sebuah amplop. Ia tampak terharu. Meski demikian, ia menyiratkan harapan yang lebih diinginkan dia dan suaminya kepada menteri bahwa ia lebih suka jika dapat hidup tenang, memiliki tanah dan rumah sendiri agar tidak terkena gusuran.

Dengan iktikat baik Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri menawarkan mereka dua pilihan. Pihak Kemensos dapat membantu dengan memberikan rumah dan lahan di kampung halaman Mak Yati dan suaminya atau akan diberikan fasilitas untuk di Jakarta.

Betapa sebuah kebaikan yang dilakukan secara tulus akan kembali kepada kita dalam kebaikan yang lebih besar, dengan saling berbagi kita juga dapat berempati, memahami dan merasakan penderitaan sebagian saudara kita yang membutuhkan. Mulai sekarang marilah saling berbagi, baik di saat kita lapang, maupun di saat sulit, karena dengan berbagi setiap masalah akan menjadi mudah.

Dunia Training

Edotor : Ari Aditya
Sumber : tribunnews.com

Terima kasih kepada Anda yang telah men-share-kan ini kepada teman-teman Anda sehingga mereka juga mendapatkan inspirasi sama seperti

Kamis, 01 November 2012

MENGATASI DEMAN CARA NABI



‎( SEHAT ) MENGATASI DEMAM CARA NABI - Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

( إن الحمى من فيح جهنم فأبردوها بالماء ) رواه البخاري

”Sesungguhnya penyakit demam (panas) adalah berasal dari panas neraka jahanam. Karena itu dinginkanlah (kompres) dengan air.” (HR. Imam al-Bukhari rahimahullah)

Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam ketika disebutkan kata demam di hadapan beliau dan ada seseorang laki-laki yang mencelanya:

( لا تسبها فإنها تنقى الذنوب كما تنقى النار خبث الحديد ) رواه مسلم

”Jangalah engkau mencelanya (demam), karena sesungguhnya ia membersikan dosa sebagaimana api membersikan kotoran dari besi." (HR. Muslim)

[Telah terbukti bahwa ketika seseorang menderita demam dengan suhu panas yang sangat tinggi hingga sampai 41 derajat Celcius, dan itu yang telah disifati oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai luapan (hembusan) dari neraka Jahanam, hal itu dapat menyebabkan gejolak dan penurunan kondisi rubuh, kemudian koma dan terkadang dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu merupakan suatu keharusan untuk mengurangi panas yang membara di dalam tubuh sesegera mungkin, sehingga pusat pengaturan panas di otak dan menjadi teratur kembali. Dan tidak ada cara lain untuk menurunkan panas tersebut selain dengan mengkompres pasien dengan air, atau air dingin dan es, yang mana ketika panas tubuh turun, kembalilah kondisi tubuh seperti kondisi semula setelah pusat pengaturan panas di otak menjadi normal. Dan panas ini bisa dikurangi dengan cara yang berbeda beda, baik dengan cara penguapan, penyinaran dan lain-lain.

Oleh sebab itu, dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila merasakan demam (panas), beliau meminta untuk diambilkan bejana berisi air, lalu beliau siramkan ke kepala beliau dan beliau mandi dari air tersebut. Dan ketika demam mengharuskan seseorang untuk menjaga diri dari mengkonsumsi makanan yang buruk, dan mengharuskan dia mengkonsumsi makanan dan obat yang bermanfaat. Dan hal ini membantu untuk membersihkan badan dari unsur-unsur yang jelek yang bekerja dalam tubuh, sebagaimana yang dilakukan terhadap besi ketika menghilangkan kotoran-kotorannya (dengan api) dan untuk memurnikan kandungan inti besinya.

Dan telah terbukti secara ilmiah bahwa saat demam kadar zat interferon meningkat dengan persentase yang besar. Sebagaimana terbukti pula bahwa zat yang diproduksi oleh sel darah putih ini dapat mematikan virus yang menyerang tubuh dan menjadikan tubuh lebih mampu untuk membentuk antibodi yang melindungi tubuh (dari penyakit).

Selain itu, telah terbukti bahwa zat interferon, yang keluar dalam umlah yang berlimpah selama demam tidak hanya membersihkan tubuh dari virus dan bakteri saja, akan tetapi ia meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan (meningkatkan) kemampuannya untuk membasmi sel-sel kanker sejak awal sebelum kemunculannya, yang pada akhirnya hal tersebut melindungi tubuh dari munculnya (tumbuhnya) sel-sel kanker yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Oleh sebab itu beberapa dokter berkata bahwa kita merasa senang dengan adanya demam pada kebanyakan penyakit, sebagaimana seorang pasien merasa senang dengan kesembuhannya. Maka jadilah demam dalam penyakit tersebut lebih bermanfaat daripada minum obat.

Dan dari sini kita mengetahui hikmah ketika Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam menolak untuk menghina demam dan bahkan belaiu memujinya dengan mensifatinya sebagai pembersih dosa sebagaimana api memurnikan besi dari kerak/kotorannya, sesuai dengan apa ang diisyaratkan oleh hadits yang menjadi pembahasan kita.

(Sumber: "Keajaiban Ilmiah dalam Islam dan Sunnah Nabi" oleh Muhammad Kamil ‘Abdushshamad Diterjemahkan dan diposting oleh Ust Abu Yusuf Sujono)

Minggu, 21 Oktober 2012

DENARA HOUSE: PEMBELAJARAN DARI AL QURAN

DENARA HOUSE: PEMBELAJARAN DARI AL QURAN: Pembelajaran Al-Qur’an Sejak dlm Kandungan dgn rumus = RUMUSABCD Updated about an hour ago Pembelajaran Al-Qur’an Sejak dalam Kandungan de...

PEMBELAJARAN DARI AL QURAN

Pembelajaran Al-Qur’an Sejak dlm Kandungan dgn rumus = RUMUSABCD
Updated about an hour ago

Pembelajaran Al-Qur’an Sejak dalam Kandungan dengan rumus = R – U – M – U – S – A – B – C – D

B i s m i l l a h i r r a h m a n i r r a h i m . . .

“Apabila anak Adam meninggal dunia putuslah amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR. Muslim).

Setiap pasangan suami istri beriman pasti merindukan anak sholeh. Untuk memiliki anak yang sholeh, pasangan suami istri wajib berusaha menjadi sholeh terlebih dahulu. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa segala perilaku ibu dan bapak akan dicontoh putra-putrinya. Untuk itu, semua ibu bapak harus menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Setiap pasangan suami istri yang merindukan anak sholeh wajib memperbanyak amal mulia, makan dan minum hanya yang halal saja, menjaga sholatnya, indah akhlaqnya, lembut hatinya, semangat bekerja, berlaku taqwa dan terus-menerus berdzikir, memperbanyak membaca do’a.

Islam mengajarkan barangsiapa menginginkan lahirnya generasi unggulan ia hendaknya menyiapkan sejak memilih pasangan. Ini artinya dari pasangan suami istri yang sholeh-sholehah akan lahir generasi yang sholeh-sholehah pula. Anak sholeh bukan hasil kerja instan! Jelasnya, anak sholeh tidak bisa dilahirkan kecuali atas izin Allah Ta’ala dengan gigih kita mengusahakan. Anak sholeh tidak dilahirkan tapi diciptakan.

Berbicara tentang anak, Kita sah-sah saja mengharapkan ia kelak menjadi dokter, jenderal, ataupun presiden sekalipun. Tetapi menjadikannya sholeh-sholehah tetap prioritas utama! Mengapa?

Pertama, karena anak sholeh yang mendoakan ibu bapaknya adalah salah satu di antara tiga amal yang pahalanya mengalir tiada habis-habisnya.

Kedua, karena permohonan ampun anak sholeh, dapat mengangkat derajat orang tuanya dapat masuk surga.

Ketiga, karena anak sholeh adalah peredam amarah Allah Ta’ala.

Segala sesuatu tergantung pada pendidikan yang sebenarnya. Ibu dan bapak adalah guru pertama dan utama. Keluarga adalah pusat pendidikan yang sebenarnya. Al-Qur’an adalah materi pendidikan utama yang harus diberikan sebelum lainnya. Jangan menunggu umur enam tahun, jangan menunggu umur empat tahun. Mulailah sedini mungkin. Mulailah segera. Mulailah sejak dalam kandungan. Ingat umur empat tahun sudah sangat terlambat!

Salah satu terobosan dalam melahirkan anak sholeh adalah dengan mengajar bayi kita membaca Al-Qur’an sejak dalam kandungan. Apakah bisa? Insya Allah bisa!

Kita hanya membutuhkan kemauan, ketekunan, dan kesabaran. Sebagai bagian dari rasa syukur, inilah berita gembira untuk Kita.

Anak-anak kami hasil eksperimen program sekolah Al-Qur’an sejak dalam kandungan menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Maryam Arrosikha, empat tahun dapat membaca Al-Qur’an. empat bulan kemudian, dia dapat membaca cerita, buku, dan majalah berhuruf latin, bahkan di TK, ia khatam Al-Qur’an 30 juz. Aisyah Mujahida, adiknya, khatam membaca Al-Qur’an dan lancar membaca tulisan latin ketika di TK. Faqih Abdullah, anak kami yang ketiga sejak berusia 13 bulan, Alhamdulillah menunjukkan kesenangan membaca yang sangat tinggi. Dari pengalaman itu, kami menginginkan agar setiap bayi mendapatkan pelajaran Al-Qur’an sejak dalam kandungan. Insya Allah sangat bermanfaat.

Bagaimana caranya? Inilah pertanyaan yang paling sering disampaikan.

Jawabannya:

Rahasia sukses mengajar Al-Qur’an sejak dalam kandungan adalah :

R – U – M – U – S – A – B – C – D

Apa maksudnya?

R = Rumah. Maksudnya rumah adalah pusat pendidikan sejati.

U = Usaha. Maksudnya ilmu itu dipelajari.

M = Metodis. Maksudnya metodenya cocok dan menyenangkan

U = Upah. Maksudnya setiap prestasi anak hendaknya dihargai (dicium, peluk yang hangat, dan dipuji).

S = Sabar. Maksudnya ibu dan bapak harus betul-betul sabar. Ibu dan Bapak tidak boleh mengatakan jangan nakal sambil berlaku nakal (misalnya mencubit, memukul, menjewer, atau marah-marah).

A = Ajeg. Maksudnya pemberian stimulasi hendaknya diberikan secara ajeg, walaupun sangat sebentar.

B = Bermain. Maksudnya stimulasi diberikan sambil bermain. Dengan demikian, anak senang, orangtuapun senang.

C = Contoh. Maksudnya orang tua hendaknya ,menjadi contoh atau mentor.

D = Do’a. Maksudnya orang tua berdo’a untuk kesusesan anak. Di samping segala sesuatu diawali dan diakhiri dengan do’a.

Siapapun yang ingin memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sejak dini ia tidak boleh melewatkan masa emas belajar anaknya.

- - - Masa emas belajar itu adalah saat bayi di kandungan, dan ketika bayi berusia nol sampai 4 tahun. - - -

Singkatnya, pendidikan empat tahun pertama sangat menentukan. Pendidikan anak usia dini (0-6 tahn) lebih penting dibanding pendidikan dua puluh tahun yang diberikan kemudian. Sayang sekali, banyak yang mengabaikan pentingnya pendidikan usia dini.

Sudah saatnya semua ibu bapak memperhatikan nasihat Buckminster Fuller berikut ini. - - - “Setiap anak terlahir jenius, tetapi kita memupus kejeniusan mereka dalam enam bulan pertama.” - - -

Tugas seorang bayi bukanlah sekadar mami tipis (makan, minum, tidur, dan pipis (ngompol). Ajaklah anak Kita bermain. Janganlah biarkan ia kesepian, nganggur, dan bengong. Ajaklah ia belajar membaca sambil mengenal Tuhannya ALLAH TA’ ALA. Ikutilah metode pendidikan turunnya Al-Qur’an wahyu pertama.

Ajarilah anak Kita membaca Al-Qur’an sejak dalam kandungan.

= = = = = = =

- - - Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa. Aamiin - - -

Wallahu'alam bishawab